Modernis.co, Malang – Tanggal 2 Maret 2020, pertama kali masyarakat Indonesia tertular virus yang berasal dari Cina yaitu Covid-19. Jika dihitung sudah berjalan sepuluh bulan kita hidup di masa pandemi ini, pembatasan sosial berskala besar sudah kita lakukan. Semua kegiatan kita batasi mulai dari belanja kebutuhan pokok bahkan proses belajar-mengajar pun diberhentikan dari setiap sekolah dan sampai saat ini kegiatannya dilaksanakan secara daring.
Proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi terhambat dan tidak berjalan semestinya akibat dari Covid-19 ini. Di sisi lain banyak orang tua yang kewalahan mendidik anaknya karena tidak mengerti penggunaan media sosial sebagai alat pembelajaran secara daring. Dan ada pula orang tua yang sanggup mendidik anaknya karena telah mahir dalam penggunaan media sosial tetapi terlalu lama di rumah juga membuat anak malas.
Bagi setiap muslim Pendidikan termasuk hal yang sangat penting dalam kehidupan. Karena dengan adanya pendidikan maka seseorang akan memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menjalani kehidupan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, sosial diri seorang anak.
Sedangkan suatu Pendidikan Agama Islam yaitu upaya membina manusia mencapai puncak dari kehidupan yang berkualitas, beriman, bertakwa kepada AllahSWT. Akhlak mulia, badan yang sehat, ilmu pengetahuan yang kuat, serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas bagi seorang muslim wajib kita tanamkan. Selain itu Pendidikan Agama Islam juga menjadikan makna suatu pendidikan itu lebih tinggi derajatnya karena dibekali dengan bekal agama.
Oleh karena itu pentingnya kita memiliki bekal Pendidikan Agama Islam ini adalah agar ilmu yang kita dapatkan dapat kita gunakan baik di dunia maupun akhirat jika kita sudah memiliki bekal yang cukup. Akan tetapi halangan Pendidikan Agama Islam sudah banyak terjadi akibat dari dampak Covid-19 ini berikut faktor halangannya baik dari internal maupun eksternal.
Faktor Internal
Adapun faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam atau yang berpengaruh penting. Jadi bisa disebut faktor internal yang paling berpengaruh adalah orang tua, Pendidikan orang tua sangat berpengaruh pada anak. Jika Pendidikan orang tua berbekal tamatan (SD) bisa dikatakan hal tersebut sedikit kemungkinan sebagian orang tua untuk membangun persepsi pada anak betapa pentingnya Pendidikan Islam, apalagi di masa pandemi ini.
Kesibukan orang tua juga dapat menjadi problematika anak. Orang tua terlalu sering menghabiskan waktunya di luar rumah hanya untuk bekerja, mencari nafkah untuk membiayai kebutuhan pokok keluarga maupun untuk biaya sekolah anak. Dan anak jarang berbaur dengan orang tua yang menyebabkan anak merasa kurang perhatiannya dan juga para orang tua pun tidak bisa memantau hasil dari pembelajaran anak tersebut selama seharian penuh.
Kurangnya kasih sayang orang tua, hal ini yang biasa terjadi pada anak yang broken home. Mereka tidak bisa fokus terhadap pelajaran yang mereka terima dari guru maupun dosen, karena yang ada di pikiran mereka adalah kedua orang tua mereka. Faktor ini meninjau kepada orang tua yang mereka harus bisa memahami anaknya jangan karena keegoisan mereka anak menjadi korban dan anak tidak fokus pada masa depan yang ia raih nantinya.
Faktor Eksternal
Lingkungan sangat berpengaruh pada kepribadian anak, karena anak pasti akan berbaur dengan dunia luar dan menerima rangsangan dan pengaruh yang kuat. Nuansa nilai-nilai Islam apabila ada dalam suatu lingkungan pasti berpengaruh baik pada anak karena menanamkan sifat-sifat islami pada anak dapat menjadikan anak paham tidak hanya pada Pendidikan umum, tetapi juga Paham akan Pendidikan agama Islam yang perlu dibina dari kecil.
Selain lingkungan media sosial atau teknologi juga pengaruhnya sangat mendalam. Anak zaman sekarang pasti selalu tidak ingin tertinggal oleh zaman, mereka selalu ingin mengikuti zaman, mengetahui teknologi-teknologi canggih yang mudah didapatkan pada saat ini.
Terlebih lagi pada masa pandemi ini sekolah diadakan secara daring. Pembelajaran di media sosial seperti WhatsApp, Classrom, Zoom, Google Meet dan lain sebagainya sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari, pengganti dari pembelajaran yang dilakukan sebelum pandemi ini. Dan dalam penggunaannya para orang tua seharusnya perlu melihat perkembangan pembelajaran anak apakah terlaksana dengan baik atau mereka justru menyalahgunakannya.
Oleh : Afif Dzulfikri (Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)